Apa yang ada dalam benakmu saat mendengar kata “narsis”?. Kata narsis atau narsistik sering kali disandingkan dengan orang yang “gila foto” dan membanggakan diri sendiri. Namun tahukah kamu apa definisi narsis itu sendiri?.
Ada yang mengatakan bahwa narsis adalah penyakit kejiwaan yang penderitanya sering kali merasa iri dan menganggap orang lain iri padanya. Untuk mengetahui lebih lanjutnya, simak penjelasan di bawah ini.
Narcissistic Personality Disorder
Meski kata narsis kerap kali didengar dan diucapkan, tentunya kamu bertanya-tanya apakah definisi narsis itu sendiri bukan? Narcissistic Personality Disorder (NDP), narsistik atau narsis adalah sebuah gangguan mental dimana kepribadian ini selalu merasa lebih dari pada orang lain.
Terkadang perilaku narcissistic atau narsis adalah ketika merasa dirinya paling benar dan memiliki kebutuhan yang tinggi untuk dipuji. Sehingga pada suatu waktu, kritikan bisa membuat penderita rapuh.
Seseorang yang narsis adalah ketika seseorang sering kali dianggap memiliki percaya diri. Padahal hal itu jelas salah, orang yang percaya diri berbeda dengan orang narsis.
Faktanya, pada orang yang percaya diri, mereka benar mengetahui kualitas, kemampuan, serta keterampilan yang ia bangun dan ia miliki. Prinsip dan norma dipegang dengan teguh.
Sebaliknya, orang yang narsis adalah ketika seseorang sering merasa iri dengan orang lain, takut gagal atau takut menunjukkan kelemahan diri serta memiliki dorongan yang tidak sehat untuk selalu menjadi yang terbaik.
Baca juga : Cara Mengatasi Hot Flashes Pada Menopause
Gejala Narcissistic Personality Disorder (NPD)
Dikutip dari buku 101 Mitos Dalam Psikologi, Diagnostic And Stastical Manual Of Mental Disorders Serta American Psychiatric Asssociation menyebutkan beberapa gejala dan kriteria penyakit narsis, gejala narsis adalah diantaranya sebagai berikut.
- Mementingkan diri sendiri, melebih-lebihkan prestasi dan bakat yang dimiliki, berharap dikenal sebagai orang unggul tanpa ada hasil atau pencapaian tertentu.
- Terlalu bangga dengan fantasinya dan memiliki tujuan yang tidak realistik tentang kebersihan yang tiada batas, kekuatan, kepintaran, kecantikan atau kisah cinta yang ideal.
- Percaya merasa dirinya spesial dan hanya bisa bergabung atau bergaul dengan orang-orang yang memiliki status tinggi.
- Memerlukan pujian yang berlebih ketika melakukan sesuatu.
- Memiliki keinginan untuk diberi julukan tertentu.
- Egois, mau menang sendiri dan selalu mengambil keuntungan di setiap kesempatan
- Tidak memiliki perasaan empati terhadap sesama.
- Selalu merasa iri hati dengan keberhasilan orang lain dan percaya bahwa orang lain juga iri padanya.
- Menunjukkan sifat arogan dan merendahkan orang lain.
- Mudah terluka, emosional dan memiliki pribadi yang lemah.
Baca juga : Cara Merawat Wajah Agar Tidak Kusam
Mitos Tentang Narsis
“Nggak Apa-Apa Narsis Biar Sukses”
Mengapa orang-orang banyak yang mengaitkan begitu?. Hal ini bisa terjadi karena anggapan mereka bahwa dengan narsis akan bisa menjadi terkenal dan sukses. Padahal tidak ada sangkut pautnya narsisme dengan kesuksesan.
Kalau semua orang sukses hanya hasil dari narsis, banyak hal yang akan berdampak buruk. apalagi kalau narsisnya hal-hal yang sebenarnya tidak patut.
Masih banyak cara untuk sukses tanpa perlu narsis. Masih banyak orang yang sukses tanpa perlu merasa harus narsis.
Mencintai Diri Lebih Penting Supaya Orang Lain Mencintaimu
Mencintai diri sendiri juga merupakan hal yang perlu, namun terlalu mencintai diri sendiri juga tidak baik. Kapan kamu akan mencintai orang lain?. Terlalu mencintai diri sendiri terkadang membuat kita lupa dengan orang lain.
Bahkan terlalu mencintai diri sendiri akan berdampak buruk jika suatu waktu, diri yang dicintai ini berbalik mengecewakan. Terlalu perfeksionis juga tidak diperbolehkan. Sikap peduli dan menjalin hubungan baik dengan orang lain juga perlu.
Orang Narsis Memiliki Alasan Misalnya Karena Prestasi?
Secara objektif orang yang narsis adalah sama saja dengan yang lain. Hanya saja mereka sendiri yang berpikir bahwa mereka lebih dari pada yang lain. Mereka merasa prestasi mereka sangat ‘wah’ dibanding yang lain.
Padahal berdasarkan penelitian, jika melihat data-data yang ada mereka sama saja dengan yang lainnya. Rasa percaya diri yang mereka miliki adalah rasa yang tidak sehat, karena hanya memandang dirinya lah yang paling hebat dari orang lain.
“Narsis Itu Bikin Sehat”
Mitos! pada dasarnya seperti yang telah diulas di atas, narsisme merupakan gangguan mental jadi ya tentunya tidak sehat.
Narsis adalah penyakit kejiwaan dan termasuk salah satu penyakit kepribadian. Seseorang yang menderita penyakit ini akan diiringi dengan pribadi yang emosional, lebih banyak berpura-pura, antisosial, dan terlalu mendramatisir sesuatu.
Kondisi ini hanya akan menyebabkan risiko jangka panjang, karena di balik topeng kepercayaan diri yang tinggi ada sebuah harga diri yang rapuh dan sensitif saat diberi kritik kecil. Hal ini secara otomatis terjadi dengan sendirinya.
Narsis Biasanya Selalu Tentang Fisik
Mitos! faktanya, aspek lain selain tentang kondisi fisik bisa berkorelasi dengan narsisme. Ini bisa saja menyangkut materialisme, hal, perilaku antisosial, atau ada hubungan dendam dengan orang lain.
Nah, itu dia mitos seputar narcissistic yang biasanya hanya dikaitkan dengan tukang “gila foto”, padahal bukan hanya sebatas itu saja ya. Ada beberapa aspek gejala dan ciri-ciri yang menunjukkan bagaimana sikap narsistik di atas.
Jadi mulai sekarang, kalau sudah menunjukkan tanda-tanda narsis seperti yang disebutkan di atas segera konsultasikan pada dokter untuk mengambil langkah penyembuhan seperti melakukan psikoterapi. Sebab kalangan psikologi sudah memasukkan narsistik atau narsis adalah penyakit kejiwaan.
Share juga apa yang menjadi menurut kamu di kolom komentar tentang narsis atau narsistik. Bagikan juga di sosial media agar lebih banyak orang yang teredukasi dan mengetahui lebih banyak tentang apa itu narsis atau narsistik.
Leave a Reply